Selasa, 10 November 2015

MANAJEMEN PROYEK

Analisis Pelaksanaan Proyek

     

a.       Tahap Pertama : Identifikasi

Tahap identifikasi ini adalah menentukan calon-calon proyek yanperlu dipertimbangkan untuk dilaksanakan.
Beberapa pegangan yang menyangkut perlu tidaknya gagasan proyek adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan :
      * apakah proyek termasuk dalam sektor yang diprioritaskan ?
      * apakah proyek secara garis besar akan menguntungkan ?
      * adakah bantuan dari pemerintah bagi jenis proyek tersebut ?
b.      Tahap Kedua : Formulasi
Tahap formulasi yaitu mengadakan persiapan dengan melakukan :
1)      Pra Studi Kelayakan.
Merupakan studi penjajagan. Jika pada tahap ini sudah tersimpul kesulitan yang besar terutama technical dan aspek-aspek lain, maka proyek tidak perlu ada kelanjutannya.
2)       Studi Kelayakan Proyek
Menguji kemungkinan dapat dilaksanakannya suatu proyek sesuai design kasarnya.
Studi Kelayakan Proyek yang ideal akan berisi laporan perihal :
* Ringkasan proyek
* Studi Teknis
* Studi institusional
* Studi sosial
* Studi manajemen organisasi
* Studi finansial ekonomi
* Eksternalitas
c.       Tahap Ketiga : Analisis
Tahap Analisis ini yaitu mengadakan appraisal atau evaluasi terhadap laporan-laporan studi kelayakan yang ada. Studi kelayakan proyek dianalisis untuk memilih yang terbaik di antara berbagai alternatif proyek yang ada berdasarkan ukuran tertentu.
d.      Tahap Keempat : Implementasi
Tahap Implementasi adalah tahap pelaksanaan proyek tersebut. Di sini tanggung jawab utama dari para perencana serta penilai proyek adalah mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan fisik proyek agar sesuai dengan final designnya.
e.       Tahap Kelima : Operasi
Pada tahap ini perlu dipertimbangkan metode-metode pembuatan laporan atas pelaksanaan operasinya. Laporan tersebut diperlukan untuk tahap selanjutnya.
f.       Tahap Keenam : Evaluasi Hasil
Di sini diperbandingkan antara apa yang direncanakan dan hasil yang dicapai. Hasil evaluasi ini diperlukan untuk mengadakan perbaikan bagi proyek-proyek berikutnya atau untuk mengembangkan gagasan baru dalam memilih proyek baru.

Dari tahapan-tahapan proyek diatas maka dapat dianalisis pelaksanaan Proyek Pembangunan Jaringan Air Limbah (Paket ABAH 1-2)  Daerah Istimewa Yogyakarta ini adalah sebagai berikut :
a.       Tahap Pertama : Identifikasi
Tahap identifikasi ini telah dilakukan dengan baik oleh Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya, dengan melakukan pendataan daerah-daerah yang perlu diadakannya Proyek Pembangunan Jaringan Air Limbah tersebut. Salah satunya yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan daerah padat penduduk dan kumuh.
b.      Tahap Kedua : Formulasi
Tahapan yang kedua ini kurang diperhatikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman D.I. Yogyakarta. karena kurangnya perhatian terhadap Pra Studi Kelayakan dan Studi kelayakan ini membuat berbagai kendala pelaksanaan proyek tersebut dilapangan. Terutama kurangnya perhatian pada aspek teknis seperti yang terjadi sekarang dilapangan, yaitu terjadi lambannya material (Pipa) yang dibutuhkan datang kelokasi karena lamanya pembuatan pipa dipabrik. Sehingga hal tersebut membuat banyaknya waktu pekerja yang terbuang karena tidak adanya material yang dibutuhkan, padahal target waktu penyelesaian proyek sangatlah minim. Maka hal tersebut membuat tidak lagi diperioritaskan kualitas hasil yang maksimal dari pengerjaan proyek dan menimbulkan kesan proyek yang asal jadi dan hanya untuk penghabisan anggaran semata.
c.       Tahap Ketiga : Analisis
Tahapan ini juga tidak diindahkan dan dijadikan acuan untuk pelaksanaan proyek. Laporan-laporan studi kelayakan yang ada hanya dijadikan sebagai dokumentasi semata dan tidak dijadikan acuan pelaksanaan proyek. Jika laporan studi kelayakan telah menunjukkan tidak memungkinkan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam waktu tersebut mengapa kemudian proyek juga tetap dijalankan. Sehingga lagi-lagi proyek ini hanya terkesan demi penghabisan anggaran yang telah dianggarkan dalam APBN 2011 semata.
d.      Tahap Keempat : Implementasi
Tahapan ini sebenarnya sudah dapat dilihat dengan mencermati acuan-acuan tahapan sebelumnya. Proyek yang memang telah kurang dari tahapan perencanaan ini, sehingga mengakibatkan implementasinya pun menjadi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Sebagai bahan rujukan, pada hari  rabu, 2 November 2011 kamaren proyek baru terselesaikan lebih kurang 23,3 % , padahal waktu penyelesaian proyek kurang dari 2 bulan lagi. Bahkan pelaksana proyek dalam hal ini dikelola oleh PT. Hutama Karya mengungkapkan bahwa sangat pesimis dapat menyelesaikan pekerjaan proyek tersebut tepat pada waktu yang telah ditentukan.
e.       Tahap Kelima : Operasi
Karena proyek tersebut masih berjalan, maka penulis tidak dapat memberikan apakah nanti laporan atas hasil pelaksanaan operasinya akan dibuat dengan sebenar-benarnya sesuai dengan yang terjadi dilapangan atau tidak. Namun, kalau boleh penulis memberikan pandangan berdasarkan acuan tahapan-tahapan sebelum, maka sangatlah kecil kemungkinan laporan atas hasil pelaksanaan operasi tersebut dibuat berdasarkan apa yang terjadi dilapangan.
f.       Tahap Keenam : Evaluasi Hasil
Demikian juga dengan tahapan evaluasi hasil pelaksanaan proyek ini juga tidak akan tercapai hasil yang seharusnya diharapkan, karena mengingat perencanaan awal yang kurang matang. Namun, jika tahapan evaluasi ini dilaksanakan sebagaimana mestinya, maka ini benar-benar akan menjadi acuan untuk pebaikan pengadaan proyek-proyek berikutnya. Semoga.

2.      Kendala Pelaksanaan Proyek
a.       Kendala di Kementerian Pekerjaan Umum
1.      Proses lelang yang lama
Proses pelelangan ini pada awalnya ditargetkan dapat selesai dalam 2 bulan, dimulai dari bulan Februari dan selesai pada bulan April. Namun, terjadi penyanggahan sebanyak 3 (tiga) kali yang membuat lamanya proses pelelangan, karena setiap sanggahan yang diajukan harus menunggu balasan dari pusat (Menteri Pekerjaan Umum) begitupun seterusnya, padahal untuk menunggu balasan dari Menteri Pekerjaan Umum bisa memakan waktu sampai 1 bulan.
2.      Proses Regulasi (Perijinan) yang lambat
Mengingat proyek yang dilakukan akan mengenai beberapa sektor lainnya seperti; Kabel Telkom, Jalan Raya, Pipa PDAM, PT. KAI dsb. Maka dibutuhkan perijinan ke masing-masing Lembaga. Sedangkan tempat pengurusan ijin yang jauh dari proyek tersebut dikerjakan. Misalnya; perijinan Rel Kereta Api, yang harus ke Bandung untuk memberikan ijin ke PT. KAI. Setelah itu dilakukan peninjauan/survei kelokasi dimana wilayah rel kereta yang terkena pengerjaan proyek dan harus membawa tenaga ahli dari PT. KAI untuk melakukan survei tersebut.

b.      Kendala dilapangan (Teknis Pelaksanaan Proyek yang dialami oleh PT. Hutama Karya selaku pemenang proyek) :
1.      Pengadaan material yang lamban. Seperti Pipa yang ingin dipasangkan terlalu lama datang kelokasi karena kendala dalam pembauatannya.
2.      Waktu pengerjaan proyek yang terlalu singkat.
3.      Banyaknya waktu yang terbuang sia-sia karena material yang terlambat datang.
4.      Perijinan Kali Winongo Kecil yang susah dan lama karena kali tersebut merupakan saluran irigasi penduduk. Jika kali tersebut dibendung maka sawah warga tidak bisa diairi aliran air. Namun, satu-satunya cara untuk menanamkan Pipa harus membendung aliran kali tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

Created By Sora Templates